Saluran Pembuangan Hanya Ditutup Dengan Terali
Pangkalan Balai – Saluran air pembuangan yang terbuka didapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga menjadi pemicu munculnya lalat di area pengolahan makanan. Mesti mencegah dan antisipasi agar serangga tidak memasuki dapur. Faktanya, saluran pembuangannya hanya ditutup dengan terali.
Kondisi tersebut terungkap saat tim peninjau melakukan kunjungan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Yayasan Sedulang Berkah Bersama Kendodong Raye 1 di Kecamatan Banyuasin III pada Rabu 8 Oktober 2025 lalu.
Peninjauan bertujuan untuk memeriksa dan memberikan saran serta rekomendasi perbaikan sesuai Surat Edaran Kementerian Kesehatan RI tertanggal 1 Oktober 2025 tentang Percepatan Penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi pada program Makan Bergizi Gratis.
Sebelumnya, pihak SPPG Kedondong Raye 1 sempat menyatakan bahwa Dinas Kesehatan tidak memiliki kewenangan untuk melakukan pengawasan dan peninjauan terhadap dapur pelaksana program MBG.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuasin melalui Kasi Kesehatan Lingkungan Kesehatan Kerja dan Olahraga Aris Wijayanto menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada dapur mitra program MBG di Banyuasin yang mengajukan rekomendasi untuk penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Pernyataan tersebut dibantah oleh Aris. Ia menegaskan bahwa Dinas Kesehatan memiliki tugas dan wewenang sesuai arahan Kementerian Kesehatan RI.
“Tidak benar jika ada yang mengatakan Dinas Kesehatan tidak memiliki hak dan wewenang. Walaupun SPPG memiliki ahli gizi, kami tetap memiliki tanggungjawab dalam pembinaan dan pengawasan sesuai mandat dari Kemenkes RI,” ujar Aris menegaskan.
Namun, Aris menegaskan bahwa pihaknya akan meninjau dan memberikan rekomendasi bagi dapur yang ditemukan memiliki permasalahan kebersihan agar dilakukan pembenahan sesuai standar. “Untuk masalah lalat dan kebersihan dapur, ini akan menjadi catatan dan evaluasi kami nanti saat mengunjungi SPPG tersebut,” ucap Aris.
Maka. Sejauh mana komitmen penyelenggara dalam memenuhi standar kebersihan sebelum program ini benar-benar dinyatakan laik higiene. Jika sanitasi saja masih bermasalah, akankah Dinas Kesehatan Banyuasin berani memberikan rekomendasi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).







