Pasca pecahnya kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Muara Beliti kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan Kamis 8 Mei 2025 lalu.
Serta beredar di Medsos para Napi menyampaikan aspirasinya atas pelanggaran HAM karena sering dirazia oleh petugas Lapas.
Berbuntut 15 Napi dipindahkan ke Lapas Nusa Kambangan akibat diduga sebagai provokator dan perusakan terhadap fasilitas Lapas.
Sebagai kontrol sosial pengemban amanat Undang-Undang, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banyuasin Asnaini Khamsin berkunjung.
Terlebih dahulu dengan meminta izin untuk melakukan wawancara terhadap warga binaan dan petugas keamanan Lapas Kelas II A Banyuasin.
Kedatangan disambut Kepala Lapas Tetra Distorie Imantoro melalui Kepala KPLP Dedy Krihastoni sebelum acara pemberian Remisi Hari Raya Waisak, Senin (12/5/25).
Asnaini cermat mengamati dan spontan membincangi beberapa warga binaan secara acak.
Tentunya tentang perlakuan petugas dan kegiatan apa saja yang dilakukan sehari-hari.
Perlakuan yang humanis disampaikan. Mereka mengaku disibukkan dengan kegiatan olahraga, pertanian hidroponik, peternakan, kerajinan, konvesksi dan lainnya.
“Dari setiap hasil panen dan penjualan kami mendapatkan upah bagi hasil dan diberikan setelah kami bebas,” ujar para Napi.
Terkait seringnya razia yang sempat dilontarkan Napi Lapas Narkotika Muara Beliti di Medsos.
Dedy Krihastoni menyampaikan semuanya sesuai dengan Instruksi dari pusat dan Kakanwil instruksikan razia dengan pendekatan humanis.
Dia menyampaikan Razia itu penting dan setiap pelaksanaan dilaporkan kepimpinan.
“Disini dalam 1 Minggu 2 kali maksimal 3 kali razia. Tergantung situasi apakah bersifat Rizia Insidentil atau Razia Rutin dan tentunya sesuai perintah Kalapas,” jelas Dedy.
Bangga memiliki fasilitas Wartel Khusus Lapas (Wartelsuspas) dengan biaya Rp 500/Menit untuk VC atau Telepon.
Yang dapat dipergunakan warga binaan sebagai pengobat rindu keluarga dan kerabat.