PT KAI Divre III Palembang gratiskan masyarakat yang ingin menaiki LRT Sumsel pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke 1342 Kota Palembang 17 Juni 2025.
Manager Humas PT KAI Divre III Palembang Aida Suryanti mengatakan peringatan HUT Kota Palembang tahun ini menjadi momentum kolaborasi antar-instansi untuk bersama-sama kembali melakukan sosialisasi gerakan menggunakan transportasi umum.
Dengan memberlakukan tarif khusus Rp 0 (Nol Rupiah) untuk metode pembayaran tunai dan tarif khusus Rp 1 (Satu Rupiah) untuk pengguna LRT yang menggunakan kartu uang elektronik pada Selasa besok.
“Promo ini merupakan semangat dan partisipasi PT KAI sebagai operator LRT Sumsel bersama Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel (BPKARSS) dan Pemerintah Kota Palembang dalam menyemarakkan hari ulang tahun Kota Palembang,” ujar Aida, Sabtu (14/6/25).
Aida menambahkan pada saat naik LRT Sumsel di HUT Kota Palembang, meski gratis masyarakat masih harus memiliki tiket QR/manual dengan nominal Rp 0 (Nol Rupiah) yang diperoleh di loket 13 stasiun LRT pada hari itu.
Namun bila penumpang menggunakan kartu uang elektronik (KUE) dikenakan Rp 1 (Satu Rupiah) karena nominal tersebut akan terpotong langsung atau otomatis secara sistem elektronik pada saat penumpang melakukan tap di gate stasiun.
“Pada tanggal 17 Juni 2025, petugas kami di 13 stasiun LRT akan membantu mengarahkan penumpang untuk pencetakan tiket QR dan mengatur agar alur penumpang dapat berjalan dengan lancar,” kata Aida.
Untuk operasional LRT Sumsel ada 94 perjalanan setiap hari, mulai pukul 05.06 WIB–20.43 WIB dan jarak antar kereta (headway) 17 menit.
Harga tiket Rp 5 Ribu untuk dari dan menuju stasiun non stasiun bandara, Rp 10 Ribu untuk dari dan menuju Stasiun Bandara SMB II Palembang.
Sementara itu, jumlah penumpang LRT periode 1 Januari 2025 s.d 13 Juni 2025 sebanyak 1.979.523 penumpang, dengan rata- rata harian 12.070 penumpang, dengan 3 stasiun yang paling ramai penumpang adalah Stasiun Asrama Haji, Stasiun Ampera dan Stasiun DJKA.
“Keberadaan feeder LRT Musi Emas ini merupakan salah satu upaya untuk menjawab kebutuhan angkutan pengumpang (Feeder) bagi masyarakat pengguna LRT,” tutur Aida. (*)